Makalah
SISTEM TERDISTRIBUSI
PEER TO PEER
Kelompok 1
Firdayanti
Nur 1329041063
Muh.
Faisal 1329041077
Yuni
Kalsum 1329041049
M.
Ilham Hidayat 1329042065
Muhammad
Hikmah 1329042042
Nugraha
Putra U. 1329041
M.
Haider Ali 1329042020
Wahyuni 1329040091
Mutmainnah
Ronny H. 1229041015
UNIVESITAS
NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Syukur Alhamdulillah, merupakan satu
kata yang sangat pantas penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang karena-Nya lah
maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ Peer To Peer ”
kami menyadari bahwa masih sangat banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah yang kami buat ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan dalam ilmu pengetahuan ini.
Terimah kasih dan semoga makalah ini
bias memberikan sumbangsih yang positif bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
Bab 1 : pendahuluan .................................................................................................
a.
Latar belakang...............................................................................................
b.
Rumusan masalah..........................................................................................
c.
Tujuan pembahasan........................................................................................
Bab 2 : pembahasan...................................................................................................
A.
Pengertian Peer to Peer..................................................................................
B.
Sejarah Peer to Peer.......................................................................................
C.
Arsitektur Peer to Peer...................................................................................
D.
Klasifikasi Peer to Peer..................................................................................
E.
Manfaat Per to Peer.......................................................................................
F.
Topologi Jaringan Peer to Peer......................................................................
G.
Kelebihan dan Kekurangan Peer to Peer.......................................................
H.
Aplikasi..........................................................................................................
Bab 3 : penutup..........................................................................................................
a.
Kesimpulan....................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang.
Jaringan
P2P (peer-to-peer) telah lahir dan berkembang secara dramatis seiring
meledaknya teknologi informasi dan komunikasi. Di abad internet saat ini, para
netter tentu sudah pasti tidak asing lagi dengan nama Gnutella, Kazaa, atau
Napster. Ketiga nama ini merupakan contoh jelas dan sederhana untuk
menggambarkan betapa hebatnya sebuah jaringan yang bersifat “persahabatan/pertemanan”.
Gebrakan
awal teknologi ini dipelopori oleh Usenet News Servers yang banyak
didominasi/diisi dengan newsgroup. Tom Truscott dan Jim Ellis, dua mahasiswa
yang membuat aplikasi untuk Usenet, mungkin tidak akan menyangka kalau aplikasi
yang dulu mereka buat kini telah mampu mengubah paradigma manusia tentang
banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hak cipta (copyright), yang sampai
sekarang masih menjadi polemik dunia industri musik di Amerika Serikat. Jadi,
jika ada netter yang buta tentang teknologi ini, mungkin dia termasuk orang
yang telah tidur selama 9 bulan di atas kasurnya tanpa pernah membuka mata
sedetik pun. Ini adalah sindiran Todd Sundsted, Chief Architect dari PointFire,
Inc. yang menulis artikel di situs IBM tentang teknologi sederhana nan
mengagumkan ini.
b. Rumusan
Masalah.
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan remote dan sharing diantaranya adalah :
1.
Apa pengertian dari Peer to Peer ?
2.
Bagaimana sejarah Peer to Peer ?
3.
Bagaimanakah arsitektur dari Peer to
Peer ?
4.
Apa saja klasifikasi dari Peer to Peer ?
5.
Apa saja manfaat dari Peer to Peer ?
6.
Bagaimanakah topologi jaringan Peer to
Peer ?
7.
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari
Peer to Peer ?
8.
Apa saja aplikasi yang memanfaatkan Peer
to Peer ?
c. Tujuan
Pembahasan.
Adapun
tujuan pembahasan daripada makalah ini adalah menjelaskan hal-hal yang
bersangkutan dengan Peer to Peer dimana dalam makalah ini mencakup tentang
pengertian daripada Peer to Peer, sejarah, arsitektur, klasifikasi, manfaat, topologi,
kelebihan dan kekurangan, serta aplikasi yang memanfaatkan peer to peer.
BAB II
PEMBAHASAN.
A.
Pengertian
Peer to Peer.
Peer-to-peer
(P2P) komputer atau jaringan adalah arsitektur aplikasi terdistribusi yang
partisi tugas atau beban kerja antara rekan-rekan. Peer sama-sama istimewa,
peserta equipotent dalam aplikasi. Mereka dikatakan membentuk jaringan
peer-to-peer node.
Peer
membuat sebagian dari sumber daya mereka, seperti kekuatan pemrosesan,
penyimpanan disk atau bandwidth jaringan, langsung tersedia untuk peserta
jaringan lain, tanpa memerlukan koordinasi pemerintah pusat dengan server atau
host yang stabil. Peer keduanya pemasok dan konsumen sumber daya, berbeda
dengan model client-server tradisional di mana hanya server pasokan, dan klien
konsumsi.
Struktur
aplikasi peer-to-peer dipopulerkan oleh sistem file sharing seperti Napster.
Paradigma komputasi peer-to-peer telah mengilhami struktur baru dan filsafat di
daerah lain interaksi manusia. Dalam konteks sosial, peer-to-peer sebagai meme
yang mengacu pada jejaring sosial egaliter yang saat ini muncul di seluruh
masyarakat, dimungkinkan oleh teknologi internet pada umumnya.
Peer-to-Peer
atau lebih dikenal dengan P2P atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama
kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi file sharing. Pada
konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan
mengunduh berkas. Sistem P2P yang sebenarnya adalah suatu sistem yang tidak
hanya menghubungkan “ujung” satu dengan lainnya, namun ujung-ujung ini saling
berhubungan secara dinamis dan berpartisipasi dalam mengarahkan lalulintas
komunikasi informasi-, pemrosesan-, dan penugasan pembagian bandwidht yang
intensif, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-tugas ini biasanya diemban
oleh server pusat.
Peer-to-peer
menjadi sebuah alternatif aplikasi untuk mencari resource tertentu yang tidak
ada diwebsite ataupun alternatif untuk berbagi resource tanpa sebuah web server
yang harganya masih tergolong mahal. Selain itu pada jaringan Peer to Peer host
dapat dijadikan server dan juga menjadi client secara bersamaan, Contohnya
dalam file sharing antar komputer di jaringan Windows Network Neighbourhood ada
5 komputer (kita beri nama A, B, C, D, dan E) yang memberi hak akses terhadap
file share dari B bernama data.xls dan juga memberi akses file soal.doc kepada
C. saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi
itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan
peer-to-peer.
Dalam
sebuah jaringan peer-to-peer, tidak mendedikasikan server dan tidak ada hirarki
antara komputer. Semua komputer adalah sama dan oleh karena itu dikenal sebagai
peer. Setiap fungsi komputer baik sebagai klien dan server. Dan tidak ada
administrator bertanggung jawab atas seluruh jaringan. Pengguna pada setiap
komputer dapat menentukan data apa dalam komputer yang akan dishare pada
jaringan. Gambar bawah ini menunjukkan jaringan peer-to-peer untuk pada setiap
komputer yang berfungsi baik sebagai klien dan server.
Komputer
dalam jaringan peer-to-peer disebut peer (rekan). Dalam sebuah jaringan
peer-to-peer, semua komputer dianggap sama, mereka semua memiliki kemampuan
yang sama untuk menggunakan resource yang tersedia pada jaringan. Setiap
komputer dapat berfungsi sebagai klien dan server. Komputer tidak didedikasikan
sebagai server. Mereka menggunakan jaringan untuk share resource di antara
rekan-rekan (peers) secara independen. Aplikasi komputer yang dibutuhkan oleh
jaringan komputer lain berfungsi sebagai server, sedangkan komputer lainnya
berfungsi sebagai klien. Oleh karena itu, keberadaan seorang administrator
tidak ditugaskan untuk manajemen jaringan.
Sebuah
jaringan peer-to-peer dapat diartikan sebagai sekelompok kecil orang yang
menggunakan jaringan. Anggota jaringan peer-to-peer biasanya melakukan tugas
(task) serupa, yang memerlukan sharing resource. Jaringin ini dibentuk maksimal
10 komputer dan terletak pada lokasi yang sama. Sistem operasi yang bisa
dipakai oleh jaringan peer-to-peer
seperti Microsoft Windows 98 atau Microsoft Windows XP. Sedangkan
software tambahan tidak diperlukan pada jaringan ini karena jaringan peer-to-peer dibangun dalam
sistem.
Hal lain yang
penting dari jaringan peer-to-peer yaitu pengguna merencanakan setiap komputer
dan mengontrol keamanan atas resource masing-masing. Para pengguna menentukan
resource pada komputernya masing-masing, yang dapat melakukan share pada
jaringan. Resource jaringan yang di-share, seperti disk space, printer ruang
disk atau fax, yang dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki akses ke
jaringan. Hal ini memungkinkan hanya jika sumber daya jaringan resource yang
di-share tidak dilindungi dengan password
(sandi). Jaringan peer-to-peer memiliki keamanan yang lemah dan yang
sangat sensitive tehadap ganggu karena central server tidak menggunakan
pengelolaan dan pengamanan jaringan. Selain itu, beberapa pengguna tidak dapat
mengimplementasikan keamanan.
Sebuah jaringan
peer-to-peer tidak mendukung proses central login. Ini berarti bahwa pengguna
yang log on ke salah satu pengguna lainnya dapat mengakses semua resource
jaringan yang di-share-nya, yang tidak dikontrol oleh suatu password tertentu.
Jaringan Peer-to-peer relatif sederhana, karena setiap komputer berfungsi
sebagai client dan server yang tidak membutuhkan central server yang kuat atau
komponen lain yang dibutuhkan untuk jaringan yang berkapasitas tinggi. Namun
Jaringan peer-to-peer lebih murah daripada jaringan berbasis server.
Penginstalan
dan pemeliharaan jaringan peer-to-peer jaringan sangat sederhana dan murah.
Biaya pengimlementasian jaringan peer-to-peer sangat rendah karena central
server tidak digunakan untuk mengelola jaringan. In addition, the components
for a high-capacity network are not required in a peer-to-peer network. Selain itu,
komponen untuk jaringan berkapasitas tinggi pada jaringan peer-to-peer yang
tidak.
Dalam
sebuah jaringan peer-to-peer, pengguna menangani administrasi komputernya
sendiri, ini berarti semua pengguna harus mengatur bagaimana untuk melakukan
sharing file, folder, dan printer. Dalam sebuah jaringan peer-to-peer, jika
tiba-tiba komputer kita dimatikan dan salah satu komputer rekan kita sedang
melakukan print dokumen pun akan berhenti juga karena koneksi antara komputer
kita dan komputer rekan kita terputus
Jaringan
peer-to-peer sesuai untuk lingkungan di mana semua penggunanya berada area yang
sama dan keamanan jaringannya tidak menjadi faktor yang penting. Selain itu,
jaringan ini sangat berguna bila ekspansi jaringannya terbatas.
B.
Sejarah
Peer to Peer.
Tahun
1979, Usenet, sebuah aplikasi terdistribusi (baca: tidak tersentralisasi/
distributed) yang dibuat oleh Tom Truscott dan Jim Ellis, lahir di Amerika
Serikat. Aplikasi ini umumnya melayani penggunanya dengan newsgroup. Pada
tahun-tahun itu, dunia belum mengenal dan mampu menikmati layanan internet
sebaik dan secepat seperti saat ini. Umumnya, berkas-berkas yang berada di
dalam komputer milik pengguna usenet dipertukarkan dalam bentuk batch files
(berkas yang berisi data yang diproses atau ditransmisikan mulai dari awal
hingga akhir). Biasanya, para pengguna
Saat
itu saling bertukar data di malam hari yang larut. Itu adalah waktu di sebuah
negara besar ketika jalur telepon untuk SLJJ (sambungan langsung jarak jauh)
sedang sepi. Akibatnya, tidak ada cara yang efektif untuk membuat fungsi
aplikasi ini menjadi tidak terdistribusi. Dengan kata lain, aplikasi ini tetap
menjadi aplikasi yang tidak memiliki pusat kendali (server). Bahkan hingga hari
ini.
Aplikasi
P2P generasi awal lain yang sukses dan populer adalah FidoNet. Laiknya Usenet,
FidoNet juga digunakan secara terdistribusi. Aplikasi ini dibuat oleh Tom
Jennings pada tahun 1984 sebagai cara untuk bertukar pesan diantara
pengguna-penggunanya yang memiliki BBS (Bulletin Board System) yang berbeda.
Baik Usenet maupun
FidoNet dapat menjadi contoh betapa hebatnya teknologi P2P. Sampai detik ini,
keduanya masih lestari. Uniknya, sekarang keduanya sudah tidak sendiri lagi.
“Cucu-cucu” mereka sudah lahir dan ikut menggebrak dunia maya. Sebut saja
Gnutella, Kazaa, Napster, dsb.
C.
Arsitektur
System Peer to Peer.
Peer-to-peer
sering menerapkan sistem jaringan overlay abstrak, dibangun di Application
Layer, di atas topologi jaringan asli atau fisik. Lapisan tersebut digunakan
untuk penemuan pengindeksan dan peer dan membuat sistem P2P independen dari
topologi jaringan fisik. Konten biasanya dipertukarkan langsung melalui
jaringan Internet Protocol yang mendasari (IP). Anonim peer-to-peer sistem
pengecualian, dan menerapkan lapisan routing tambahan untuk mengaburkan identitas
sumber atau tujuan pertanyaan.
Pada
jaringan peer-to-peer terstruktur, rekan-rekan (dan, kadang-kadang, sumber
daya) diatur sebagai berikut kriteria khusus dan algoritma, yang menyebabkan
lapisan dengan topologi spesifik dan sifat. Mereka biasanya menggunakan
didistribusikan hash berbasis tabel (DHT) pengindeksan, seperti dalam sistem
Chord (MIT).
Unstructured
peer-to-peer jaringan tidak menyediakan algoritma untuk organisasi atau
optimasi dari koneksi jaringan. Secara khusus, tiga model arsitektur terstruktur
didefinisikan. Pada sistem peer-to-peer murni seluruh jaringan hanya terdiri
dari rekan-rekan equipotent. Hanya ada satu lapisan routing, karena tidak ada
pilihan node dengan fungsi infrastruktur khusus. Hybrid peer-to-peer
memungkinkan node sistem infrastruktur seperti ada, supernodes sering disebut
Pada sistem peer-to-peer terpusat, server pusat digunakan untuk fungsi
pengindeksan dan untuk bootstrap seluruh sistem. Meskipun hal ini memiliki
kesamaan dengan arsitektur yang terstruktur, hubungan antara rekan-rekan yang
tidak ditentukan oleh algoritma. Yang menonjol dan populer pertama peer-to-peer
file sharing sistem, Napster, adalah contoh dari model terpusat. Gnutella dan
Freenet, di sisi lain, adalah contoh dari model desentralisasi. Kazaa adalah
contoh dari model hibrida.
jaringan
P2P biasanya digunakan untuk menghubungkan node melalui koneksi ad hoc yang
sebagian besar Data, termasuk format digital seperti file audio, dan data real
time seperti lalu lintas telepon,. dilewatkan menggunakan teknologi P2P.
Sebuah
jaringan P2P murni tidak memiliki gagasan tentang klien atau server tetapi node
peer hanya sebesar yang secara simultan berfungsi sebagai kedua
"klien" dan "server" ke node lain pada jaringan. Model
pengaturan jaringan berbeda dari model client-server di mana komunikasi
biasanya ke dan dari server pusat. Sebuah contoh khas dari transfer file yang
tidak menggunakan model P2P File Transfer Protocol (FTP) layanan di mana client
dan program server berbeda: klien melakukan transfer, dan server memenuhi
permintaan ini.
Jaringan
overlay P2P terdiri dari semua rekan-rekan yang berpartisipasi sebagai node
jaringan. Ada hubungan antara dua node yang mengenal satu sama lain: yaitu jika
peer yang berpartisipasi mengetahui lokasi rekan lain di jaringan P2P, maka ada
tepi diarahkan dari nodus mantan yang terakhir di jaringan overlay. Berdasarkan
bagaimana node di jaringan overlay dihubungkan satu sama lain, kita dapat
mengklasifikasikan jaringan P2P seperti tidak terstruktur atau terstruktur.
1. System
terstruktur.
Terstruktur jaringan P2P menggunakan sebuah protokol
yang konsisten secara global untuk memastikan bahwa setiap node dapat efisien
rute pencarian untuk beberapa rekan yang memiliki file yang diinginkan, bahkan
jika file tersebut sangat langka. Seperti jaminan memerlukan pola yang lebih
terstruktur link overlay. Sejauh ini jenis yang paling umum jaringan P2P
terstruktur adalah tabel hash didistribusikan (DHT), di mana varian yang
konsisten hashing digunakan untuk menetapkan kepemilikan dari setiap file ke
rekan tertentu, dengan cara analog dengan tugas sebuah tabel hash tradisional
dari setiap tombol untuk slot array tertentu.
a. Distributed
Hash Table.
tabel
hash Terdistribusi (DHTs) adalah kelas dari sistem terdistribusi desentralisasi
yang menyediakan layanan pencarian serupa dengan tabel hash: (kunci, value)
pasangan disimpan dalam DHT, dan setiap node berpartisipasi secara efisien
dapat mengambil nilai yang terkait dengan kunci yang diberikan . Tanggung jawab
untuk menjaga pemetaan dari kunci untuk nilai didistribusikan antara node,
sedemikian rupa sehingga perubahan dalam set peserta menyebabkan gangguan
minimal. Hal ini memungkinkan DHTs untuk skala yang sangat besar jumlah node
dan untuk menangani kedatangan node terus menerus, keberangkatan, dan
kegagalan.
DHTs
merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk membangun jaringan
peer-to-peer. Terkemuka jaringan terdistribusi yang menggunakan pelacak
BitTorrent DHTs termasuk yang didistribusikan, jaringan Bitcoin moneter,
jaringan Kad, botnet Storm, YaCy, dan konten Karang Jaringan Distribusi.
Beberapa
proyek penelitian yang menonjol termasuk proyek Chord, penyimpanan LALU
utilitas, P-Grid, sebuah jaringan overlay diri terorganisir dan muncul dan
konten CoopNet sistem distribusi (lihat di bawah untuk link eksternal yang
berhubungan dengan proyek ini).
DHT
berbasis jaringan telah banyak digunakan untuk mencapai penemuan sumber daya
yang efisien untuk sistem komputasi grid, karena membantu dalam manajemen
sumber daya dan penjadwalan aplikasi. kegiatan penemuan Resource melibatkan
mencari jenis sumber daya yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi
pengguna. kemajuan terbaru dalam domain penemuan sumber daya desentralisasi
telah didasarkan pada perluasan DHTs yang ada dengan kemampuan organisasi data
multi-dimensi dan routing query. Mayoritas dari upaya telah melihat indeks
embedding data spasial seperti Mengisi Space Curves (SFCs) termasuk kurva
Hilbert,-Z kurva, pohon kd, MX-CIF Quad pohon pohon dan R *- untuk mengelola,
routing, dan pengindeksan Grid kompleks objek query sumber daya melalui
jaringan DHT. indeks spasial cocok untuk menangani kompleksitas query sumber
daya Grid. Meskipun beberapa indeks spasial dapat memiliki masalah sebagai
salam untuk routing load-keseimbangan dalam kasus data miring ditetapkan, semua
indeks spasial lebih terukur dari segi jumlah hop dilalui dan pesan yang
dihasilkan ketika mencari dan routing query Grid sumber daya.
2. Sisytem
Unstructured.
Sebuah jaringan P2P terstruktur terbentuk ketika
link overlay ditetapkan sewenang-wenang. jaringan tersebut dapat dengan mudah
dibangun sebagai rekan baru yang ingin bergabung dengan jaringan dapat menyalin
link yang ada node lain dan kemudian membentuk link sendiri dari waktu ke
waktu. Dalam sebuah jaringan P2P tidak terstruktur, jika rekan ingin menemukan
potongan yang diinginkan data dalam jaringan, query harus membanjiri melalui
jaringan untuk menemukan rekan-rekan sebanyak mungkin yang berbagi data.
Kerugian utama dengan jaringan tersebut adalah bahwa
permintaan tidak selalu dapat diselesaikan. konten populer mungkin akan
tersedia di beberapa rekan dan setiap rekan mencari kemungkinan untuk menemukan
hal yang sama. Tetapi jika peer adalah mencari data jarang dimiliki oleh hanya
beberapa teman sebaya lainnya, maka sangat tidak mungkin bahwa pencarian akan
berhasil. Karena tidak ada korelasi antara peer dan konten yang dikelola oleh
itu, tidak ada jaminan bahwa banjir akan menemukan rekan yang memiliki data
yang diinginkan. Banjir juga menyebabkan tingginya jumlah sinyal lalu lintas di
jaringan sehingga jaringan tersebut biasanya memiliki efisiensi pencarian yang
sangat miskin. Banyak dari jaringan P2P populer adalah tidak terstruktur.
D.
Klasifikasi
Peer to Peer.
Berdasarkan tingkat/derajat
sentralisasinya, jaringan P2P terbagi ke dalam 2 tipe, yakni:
1.
P2P Murni (Pure P2P), dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
§ Masing-masing
peer berstatus setara (egaliter), setiap peer berstatus sebagai client juga
server.
§ Tidak
ada server pusat yang mengatur jaringan.
§ Tidak
ada router yang menjadi pusat jaringan.
2.
P2P Hybrid (Hybrid P2P), dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Mempunyai server pusat yang memantau dan
menjaga informasi yang berada di setiap peer sekaligus merespon peer ketika ada
yang meminta informasi itu.
·
Setiap peer bertanggung jawab untuk
menyediakan resource yang tersedia. Hal ini terjadi karena server pusat tentu
diatur sedemikian rupa untuk tidak memilikinya. Selain itu, hal ini juga
dilakukan agar server pusat tersebut dapat mengetahui resource apa saja yang
akan didistribusikan di dalam jaringan.
·
Ada router yang menjadi pusat jaringan.
E.
Manfaat
Peer to Peer.
Tujuan
utama dari jaringan P2P adalah agar semua peer dapat menyediakan sekaligus
memanfaatkan resource komputer, termasuk bandwith, media penyimpanan, dan
kemampuan komputasi yang ada di dalam jaringan tersebut. Dengan demikian,
ketika node-node (komputer-komputer) telah banyak terhubung dan terjadi banyak
permintaan terhadap sistem, kapasitas total yang dimiliki oleh sistem juga akan
meningkat. Hal ini merupakan kontraproduktif dengan apa yang terjadi pada
sistem client-server. Dalam sistem client-server, bertambahnya client justru
dapat menyebabkan melambatnya transfer data di dalam sistem.
Sifat
terdistribusi yang dimiliki oleh jaringan P2P ini juga dapat meningkatkan kestabilan/kekokohan
(robustness) sistem dari kemungkinan kegagalan (system failure). Kestabilan ini
disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya replikasi/penggandaan data yang
terjadi di antara para pengguna (peer). Kedua, dengan memanfaatkan resource komputer
peer itu sendiri untuk mencari data yang ada di dalam jaringan tanpa
mengandalkan satu resource komputer server saja.
F.
Topologi
Jaringan Peer to Peer.
Shuman
Ghosemajumder dalam makalahnya yang berjudul Advanced Peer-Based Technology
Business Models yang diterbitkan pada tahun 2002 membagi topologi jaringan P2P
ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut :
1. Centralized
Model
Model
ini adalah model yang digunakan oleh Napster. Semua peer (pengguna) akan
terhubung ke satu atau sekelompok (cluster) server. Server ini berfungsi untuk
memfasilitasi (baca: sebagai mediator) hubungan antara peer dalam jaringan
tersebut. Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran berikut
ini :
a. Discovery.
Server yang memainkan peran ini akan meyimpan informasi tentang user yang
sedang terhubung ke dalam sistem sekaligus memungkinkan semua user untuk
mengetahui bagaimana cara menghubungi user tertentu yang sedang berada di dalam
jaringan.
b. Lookup.
Server dengan peran lookup memiliki kemampuan server dengan peran discovery.
Hanya saja, server ini juga akan menyediakan mekanisme pencarian yang
tersentralisasi.
c. Content
Delivery. Dalam peran ini, peer akan meng-upload semua atau beberapa data
(content) milik mereka ke server pusat. Dengan cara ini, proses transfer data
menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan kedua model peran sebelumnya.
Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.
Model
ini membutuhkan sebuah atau beberapa server yang digunakan untuk melakukan beberapa
tugas atau fungsi tertentu
2. Decentralized
Model
Model
ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur yang sama dalam sebuah
jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client di dalamnya. Contoh
aplikasinya adalah Freenet. Dalam model terdesentralisasi, seorang peer tidak
akan dapat mengetahui jumlah peer lainnya yang sedang terhubung di dalam
jaringan. Selain itu, seorang peer juga tidak akan dapat mengetahui alamat dari
peer lain yang akan dihubunginya. Satu lagi kekurangan model ini adalah bahwa
peer tidak dapat mengetahui isi (content) komputer milik peer lainnya yang
sedang tersedia dalam jaringan.
Meskipun
begitu, model desentralisasi juga memiliki kelebihan. Diantaranya berkaitan
dengan masalah keamanan, baik itu dilihat dari segi teknologi maupun hukum hak
cipta. Dari segi teknologi, model desentralisasi menguntungkan karena akan
lepas dari kemungkinan satu serangan tunggal yang dapat mematikan jaringan.
Sedangkan dari segi hukum hak cipta, meskipun masih menyisakan bias, model ini
relatif lebih bebas dari jerat undang-undang hak cipta karena content yang
tersebar dalam jaringan merupakan data yang hendak saling dipertukarkan. Bukan
untuk dijual atau dibajak.
G.
Kelebihan
dan Kekurangan Peer to Peer.
Jaringan peer to peer
bila di tinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server
di jaringan peer to peer di istilahkan non-dedicated server karena server tidak
berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai
workstation.
Kelebihan Peer to Peer
adalah sebagai berikut :
1. Antar
komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang di milikinya seperti hardisk, drive, modem
dan printer.
2. Biaya
operasional relatif lebih murah di bandingkan dengan tipe jaringan clien-server.
salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan
khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.
3. Kelangsungan
kerja tidak tergantung pada satu server. sehingga bila satu komputer mengalami
gangguan atau rusak tidak akan mengganggu komputer lain.
Kelemahan
Peer to Peer adalah sebagai berikut :
1. Jaringan
relatif lebih sulit, karena pada jaringan peer to peer setiap komputer di
mungkinkan akan terlibat dalam komunikasi yang ada.di jaringan clien-server komunikasi
adalah antara server dan workstation.
2. Sistem
keamanan jaringan di tentukan masing
masing user dengan mengatur keamanan masing masing fasilitas yang di miliki.
3. Karena
data jaringan tersebar di masing masing komputer dalam jaringan. maka backup
harus dilakukan masing masing komputer tersebut.
4. Unjuk
kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client- server, karena setiap
komputer/peer isamping harus mengelola emakaian fasilitas jaringan juga harus
mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
H.
Aplikasi.
Ada berbagai aplikasi
jaringan peer-to-peer. Yang paling umum dikenal adalah untuk distribusi konten
a. pengiriman
Konten
§ Banyak
jaringan berbagi file, seperti Gnutella, FastTrack dipopulerkan G2 dan
teknologi peer-to-peer. Sejak tahun 2004, adalah penyumbang terbesar dari lalu
lintas jaringan di Internet.
§ Peer-to-peer
jaringan pengiriman konten (P2P-CDN) (Giraffic, Kontiki, Ignite, RedSwoosh).
§ Perangkat
Lunak publikasi dan distribusi (Linux, beberapa permainan); melalui jaringan
file sharing.
§ Streaming
media. P2PTV dan PDTP. Aplikasi termasuk TVUPlayer, Joost, CoolStreaming,
Cybersky-TV, PPLive, LiveStation
§ Spotify
menggunakan jaringan peer-to-peer bersama dengan streaming server untuk
streaming musik ke pemutar musik desktop.
§ Peercasting
untuk multicasting sungai. Lihat PeerCast, IceShare, FreeCast, Rawflow.
§ Pennsylvania
State University, MIT dan Simon Fraser University membawa pada sebuah proyek
yang disebut LionShare dirancang untuk memudahkan file sharing antar lembaga
pendidikan global.
§ Osiris
(tanpa server Portal System) memungkinkan pengguna untuk membuat portal web
anonim dan otonom didistribusikan melalui jaringan P2P.
b. Jaringan
§ Domain
Name System, untuk pengambilan informasi internet. d. Perbandingan DNS
perangkat lunak server
§ Awan
komputasi
§ Dalesa
peer-to-peer web cache untuk LAN (berdasarkan IP multicasting).
c. Sains
§ Dalam
bioinformatika, obat identifikasi calon. Program tersebut pertama dimulai pada
tahun 2001 Pusat Komputasi Penemuan Obat di Universitas Oxford bekerjasama
dengan Yayasan Nasional untuk Penelitian Kanker. Ada beberapa program serupa
beberapa saat berjalan di bawah Amerika Devices Cancer Research Project.
§ Mesin
pencari P2P sciencenet.
§ BOINC
d. Pencarian
§ YaCy,
mesin pencari gratis didistribusikan, dibangun di atas prinsip-prinsip jaringan
peer-to-peer.
e. jaringan
Komunikasi
§ Skype,
salah satu aplikasi internet yang paling banyak digunakan telepon menggunakan
teknologi P2P.
§ VoIP
(protokol layer menggunakan aplikasi seperti SIP)
§ Instant
messaging dan chat online
§ Lengkap
desentralisasi jaringan peer: Usenet (1979) dan WWIVnet (1987).
f. Umum
§ Penelitian
seperti proyek Chord, penyimpanan LALU utilitas, P-Grid, dan isi CoopNet sistem
distribusi.
§ JXTA,
untuk aplikasi Peer. Lihat Collanos Tempat Kerja (Teamwork perangkat lunak),
Sixearch
g. Lain-lain
§ Departemen
Pertahanan AS telah memulai riset tentang jaringan P2P sebagai bagian dari
strategi perang modern jaringan. Pada bulan Mei, 2003 Dr Tether. Direktur
Defense Advanced Research Project Agency bersaksi bahwa Militer AS menggunakan
jaringan P2P.
§ Kato
et al. 'S penelitian menunjukkan lebih dari 200 perusahaan dengan sekitar $ 400
juta USD berinvestasi di jaringan P2P. Selain File Sharing, perusahaan juga
tertarik Mendistribusikan Computing, Distribusi Konten.
§ Wireless
komunitas jaringan, Netsukuku
§ Sebuah
generasi awal dari sistem peer-to-peer disebut "metacomputing" atau
yang diklasifikasikan sebagai "middleware". Ini termasuk: Legion,
Globus.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan.
Dari
uraian di atas kita dapat mengambil beberapa poin sebagai kesimpulan. Berikut
poin-poin tersebut:
1. Teknologi
P2P masih akan terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi.
2. Semakin
besar jumlah user yang menjadi peer dalam sebuah jaringan P2P maka akan semakin
bagus pula jaringan tersebut. Baik jika dilihat dari sisi teknologi maupun
sosial.
3. Berdasarkan
derajat sentralisasinya, P2P terbagi ke dalam dua bagian, yakni; P2P Mmurni dan
P2P Hybrid.
4. Masing-masing
kategori P2P memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. User dapat memilih
kategori mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
If you're attempting to lose kilograms then you have to start following this totally brand new tailor-made keto diet.
To create this keto diet, certified nutritionists, fitness couches, and top chefs have united to develop keto meal plans that are useful, convenient, cost-efficient, and delicious.
From their first launch in early 2019, 100's of people have already completely transformed their figure and health with the benefits a professional keto diet can provide.
Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-tested ones provided by the keto diet.
Posting Komentar