Rabu, 02 September 2015

MAKALAH SISTEM TERDISTRIBUSI PEER TO PEER

Makalah

SISTEM TERDISTRIBUSI
PEER TO PEER

Kelompok 1
Firdayanti Nur                                            1329041063
Muh. Faisal                                                 1329041077
Yuni Kalsum                                              1329041049
M. Ilham Hidayat                                        1329042065
Muhammad Hikmah                                   1329042042
Nugraha Putra U.                                        1329041
M. Haider Ali                                             1329042020
Wahyuni                                                     1329040091
Mutmainnah Ronny H.                               1229041015

UNIVESITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang karena-Nya lah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ Peer To Peer ”
kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah yang kami buat ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan dalam ilmu pengetahuan ini.
Terimah kasih dan semoga makalah ini bias memberikan sumbangsih yang positif bagi kita semua.














DAFTAR ISI


Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
Bab 1 : pendahuluan .................................................................................................
a.       Latar belakang...............................................................................................
b.      Rumusan masalah..........................................................................................
c.       Tujuan pembahasan........................................................................................
Bab 2 : pembahasan...................................................................................................
A.    Pengertian Peer to Peer..................................................................................
B.     Sejarah Peer to Peer.......................................................................................
C.     Arsitektur Peer to Peer...................................................................................
D.    Klasifikasi Peer to Peer..................................................................................
E.     Manfaat Per to Peer.......................................................................................
F.      Topologi Jaringan Peer to Peer......................................................................
G.    Kelebihan dan Kekurangan Peer to Peer.......................................................
H.    Aplikasi..........................................................................................................
Bab 3 : penutup..........................................................................................................
a.       Kesimpulan....................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................







BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang.
Jaringan P2P (peer-to-peer) telah lahir dan berkembang secara dramatis seiring meledaknya teknologi informasi dan komunikasi. Di abad internet saat ini, para netter tentu sudah pasti tidak asing lagi dengan nama Gnutella, Kazaa, atau Napster. Ketiga nama ini merupakan contoh jelas dan sederhana untuk menggambarkan betapa hebatnya sebuah jaringan yang bersifat “persahabatan/pertemanan”.
Gebrakan awal teknologi ini dipelopori oleh Usenet News Servers yang banyak didominasi/diisi dengan newsgroup. Tom Truscott dan Jim Ellis, dua mahasiswa yang membuat aplikasi untuk Usenet, mungkin tidak akan menyangka kalau aplikasi yang dulu mereka buat kini telah mampu mengubah paradigma manusia tentang banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hak cipta (copyright), yang sampai sekarang masih menjadi polemik dunia industri musik di Amerika Serikat. Jadi, jika ada netter yang buta tentang teknologi ini, mungkin dia termasuk orang yang telah tidur selama 9 bulan di atas kasurnya tanpa pernah membuka mata sedetik pun. Ini adalah sindiran Todd Sundsted, Chief Architect dari PointFire, Inc. yang menulis artikel di situs IBM tentang teknologi sederhana nan mengagumkan ini.

b.      Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan remote dan sharing diantaranya adalah :
1.      Apa pengertian dari Peer to Peer ?
2.      Bagaimana sejarah Peer to Peer ?
3.      Bagaimanakah arsitektur dari Peer to Peer ?
4.      Apa saja klasifikasi dari Peer to Peer ?
5.      Apa saja manfaat dari Peer to Peer ?
6.      Bagaimanakah topologi jaringan Peer to Peer ?
7.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Peer to Peer ?
8.      Apa saja aplikasi yang memanfaatkan Peer to Peer ?

c.       Tujuan Pembahasan.
Adapun tujuan pembahasan daripada makalah ini adalah menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan Peer to Peer dimana dalam makalah ini mencakup tentang pengertian daripada Peer to Peer, sejarah, arsitektur, klasifikasi, manfaat, topologi, kelebihan dan kekurangan, serta aplikasi yang memanfaatkan peer to peer.























BAB II
PEMBAHASAN.
A.    Pengertian Peer to Peer.
Peer-to-peer (P2P) komputer atau jaringan adalah arsitektur aplikasi terdistribusi yang partisi tugas atau beban kerja antara rekan-rekan. Peer sama-sama istimewa, peserta equipotent dalam aplikasi. Mereka dikatakan membentuk jaringan peer-to-peer node.
Peer membuat sebagian dari sumber daya mereka, seperti kekuatan pemrosesan, penyimpanan disk atau bandwidth jaringan, langsung tersedia untuk peserta jaringan lain, tanpa memerlukan koordinasi pemerintah pusat dengan server atau host yang stabil. Peer keduanya pemasok dan konsumen sumber daya, berbeda dengan model client-server tradisional di mana hanya server pasokan, dan klien konsumsi.
Struktur aplikasi peer-to-peer dipopulerkan oleh sistem file sharing seperti Napster. Paradigma komputasi peer-to-peer telah mengilhami struktur baru dan filsafat di daerah lain interaksi manusia. Dalam konteks sosial, peer-to-peer sebagai meme yang mengacu pada jejaring sosial egaliter yang saat ini muncul di seluruh masyarakat, dimungkinkan oleh teknologi internet pada umumnya.
Peer-to-Peer atau lebih dikenal dengan P2P atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi file sharing. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas. Sistem P2P yang sebenarnya adalah suatu sistem yang tidak hanya menghubungkan “ujung” satu dengan lainnya, namun ujung-ujung ini saling berhubungan secara dinamis dan berpartisipasi dalam mengarahkan lalulintas komunikasi informasi-, pemrosesan-, dan penugasan pembagian bandwidht yang intensif, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-tugas ini biasanya diemban oleh server pusat.
Peer-to-peer menjadi sebuah alternatif aplikasi untuk mencari resource tertentu yang tidak ada diwebsite ataupun alternatif untuk berbagi resource tanpa sebuah web server yang harganya masih tergolong mahal. Selain itu pada jaringan Peer to Peer host dapat dijadikan server dan juga menjadi client secara bersamaan, Contohnya dalam file sharing antar komputer di jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A, B, C, D, dan E) yang memberi hak akses terhadap file share dari B bernama data.xls dan juga memberi akses file soal.doc kepada C. saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer-to-peer.
Dalam sebuah jaringan peer-to-peer, tidak mendedikasikan server dan tidak ada hirarki antara komputer. Semua komputer adalah sama dan oleh karena itu dikenal sebagai peer. Setiap fungsi komputer baik sebagai klien dan server. Dan tidak ada administrator bertanggung jawab atas seluruh jaringan. Pengguna pada setiap komputer dapat menentukan data apa dalam komputer yang akan dishare pada jaringan. Gambar bawah ini menunjukkan jaringan peer-to-peer untuk pada setiap komputer yang berfungsi baik sebagai klien dan server.
Komputer dalam jaringan peer-to-peer disebut peer (rekan). Dalam sebuah jaringan peer-to-peer, semua komputer dianggap sama, mereka semua memiliki kemampuan yang sama untuk menggunakan resource yang tersedia pada jaringan. Setiap komputer dapat berfungsi sebagai klien dan server. Komputer tidak didedikasikan sebagai server. Mereka menggunakan jaringan untuk share resource di antara rekan-rekan (peers) secara independen. Aplikasi komputer yang dibutuhkan oleh jaringan komputer lain berfungsi sebagai server, sedangkan komputer lainnya berfungsi sebagai klien. Oleh karena itu, keberadaan seorang administrator tidak ditugaskan untuk manajemen jaringan.
Sebuah jaringan peer-to-peer dapat diartikan sebagai sekelompok kecil orang yang menggunakan jaringan. Anggota jaringan peer-to-peer biasanya melakukan tugas (task) serupa, yang memerlukan sharing resource. Jaringin ini dibentuk maksimal 10 komputer dan terletak pada lokasi yang sama. Sistem operasi yang bisa dipakai oleh jaringan peer-to-peer  seperti Microsoft Windows 98 atau Microsoft Windows XP. Sedangkan software tambahan tidak diperlukan pada jaringan ini  karena jaringan peer-to-peer dibangun dalam sistem.
Hal lain yang penting dari jaringan peer-to-peer yaitu pengguna merencanakan setiap komputer dan mengontrol keamanan atas resource masing-masing. Para pengguna menentukan resource pada komputernya masing-masing, yang dapat melakukan share pada jaringan. Resource jaringan yang di-share, seperti disk space, printer ruang disk atau fax, yang dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki akses ke jaringan. Hal ini memungkinkan hanya jika sumber daya jaringan resource yang di-share tidak dilindungi dengan password  (sandi). Jaringan peer-to-peer memiliki keamanan yang lemah dan yang sangat sensitive tehadap ganggu karena central server tidak menggunakan pengelolaan dan pengamanan jaringan. Selain itu, beberapa pengguna tidak dapat mengimplementasikan keamanan.
Sebuah jaringan peer-to-peer tidak mendukung proses central login. Ini berarti bahwa pengguna yang log on ke salah satu pengguna lainnya dapat mengakses semua resource jaringan yang di-share-nya, yang tidak dikontrol oleh suatu password tertentu. Jaringan Peer-to-peer relatif sederhana, karena setiap komputer berfungsi sebagai client dan server yang tidak membutuhkan central server yang kuat atau komponen lain yang dibutuhkan untuk jaringan yang berkapasitas tinggi. Namun Jaringan peer-to-peer lebih murah daripada jaringan berbasis server.
Penginstalan dan pemeliharaan jaringan peer-to-peer jaringan sangat sederhana dan murah. Biaya pengimlementasian jaringan peer-to-peer sangat rendah karena central server tidak digunakan untuk mengelola jaringan. In addition, the components for a high-capacity network are not required in a peer-to-peer network. Selain itu, komponen untuk jaringan berkapasitas tinggi pada jaringan peer-to-peer yang tidak.
Dalam sebuah jaringan peer-to-peer, pengguna menangani administrasi komputernya sendiri, ini berarti semua pengguna harus mengatur bagaimana untuk melakukan sharing file, folder, dan printer. Dalam sebuah jaringan peer-to-peer, jika tiba-tiba komputer kita dimatikan dan salah satu komputer rekan kita sedang melakukan print dokumen pun akan berhenti juga karena koneksi antara komputer kita dan komputer rekan kita terputus
Jaringan peer-to-peer sesuai untuk lingkungan di mana semua penggunanya berada area yang sama dan keamanan jaringannya tidak menjadi faktor yang penting. Selain itu, jaringan ini sangat berguna bila ekspansi jaringannya terbatas.

B.     Sejarah Peer to Peer.
Tahun 1979, Usenet, sebuah aplikasi terdistribusi (baca: tidak tersentralisasi/ distributed) yang dibuat oleh Tom Truscott dan Jim Ellis, lahir di Amerika Serikat. Aplikasi ini umumnya melayani penggunanya dengan newsgroup. Pada tahun-tahun itu, dunia belum mengenal dan mampu menikmati layanan internet sebaik dan secepat seperti saat ini. Umumnya, berkas-berkas yang berada di dalam komputer milik pengguna usenet dipertukarkan dalam bentuk batch files (berkas yang berisi data yang diproses atau ditransmisikan mulai dari awal hingga akhir). Biasanya, para pengguna
Saat itu saling bertukar data di malam hari yang larut. Itu adalah waktu di sebuah negara besar ketika jalur telepon untuk SLJJ (sambungan langsung jarak jauh) sedang sepi. Akibatnya, tidak ada cara yang efektif untuk membuat fungsi aplikasi ini menjadi tidak terdistribusi. Dengan kata lain, aplikasi ini tetap menjadi aplikasi yang tidak memiliki pusat kendali (server). Bahkan hingga hari ini.
Aplikasi P2P generasi awal lain yang sukses dan populer adalah FidoNet. Laiknya Usenet, FidoNet juga digunakan secara terdistribusi. Aplikasi ini dibuat oleh Tom Jennings pada tahun 1984 sebagai cara untuk bertukar pesan diantara pengguna-penggunanya yang memiliki BBS (Bulletin Board System) yang berbeda.
Baik Usenet maupun FidoNet dapat menjadi contoh betapa hebatnya teknologi P2P. Sampai detik ini, keduanya masih lestari. Uniknya, sekarang keduanya sudah tidak sendiri lagi. “Cucu-cucu” mereka sudah lahir dan ikut menggebrak dunia maya. Sebut saja Gnutella, Kazaa, Napster, dsb.
C.    Arsitektur System Peer to Peer.
Peer-to-peer sering menerapkan sistem jaringan overlay abstrak, dibangun di Application Layer, di atas topologi jaringan asli atau fisik. Lapisan tersebut digunakan untuk penemuan pengindeksan dan peer dan membuat sistem P2P independen dari topologi jaringan fisik. Konten biasanya dipertukarkan langsung melalui jaringan Internet Protocol yang mendasari (IP). Anonim peer-to-peer sistem pengecualian, dan menerapkan lapisan routing tambahan untuk mengaburkan identitas sumber atau tujuan pertanyaan.
Pada jaringan peer-to-peer terstruktur, rekan-rekan (dan, kadang-kadang, sumber daya) diatur sebagai berikut kriteria khusus dan algoritma, yang menyebabkan lapisan dengan topologi spesifik dan sifat. Mereka biasanya menggunakan didistribusikan hash berbasis tabel (DHT) pengindeksan, seperti dalam sistem Chord (MIT).
Unstructured peer-to-peer jaringan tidak menyediakan algoritma untuk organisasi atau optimasi dari koneksi jaringan. Secara khusus, tiga model arsitektur terstruktur didefinisikan. Pada sistem peer-to-peer murni seluruh jaringan hanya terdiri dari rekan-rekan equipotent. Hanya ada satu lapisan routing, karena tidak ada pilihan node dengan fungsi infrastruktur khusus. Hybrid peer-to-peer memungkinkan node sistem infrastruktur seperti ada, supernodes sering disebut Pada sistem peer-to-peer terpusat, server pusat digunakan untuk fungsi pengindeksan dan untuk bootstrap seluruh sistem. Meskipun hal ini memiliki kesamaan dengan arsitektur yang terstruktur, hubungan antara rekan-rekan yang tidak ditentukan oleh algoritma. Yang menonjol dan populer pertama peer-to-peer file sharing sistem, Napster, adalah contoh dari model terpusat. Gnutella dan Freenet, di sisi lain, adalah contoh dari model desentralisasi. Kazaa adalah contoh dari model hibrida.
jaringan P2P biasanya digunakan untuk menghubungkan node melalui koneksi ad hoc yang sebagian besar Data, termasuk format digital seperti file audio, dan data real time seperti lalu lintas telepon,. dilewatkan menggunakan teknologi P2P.
Sebuah jaringan P2P murni tidak memiliki gagasan tentang klien atau server tetapi node peer hanya sebesar yang secara simultan berfungsi sebagai kedua "klien" dan "server" ke node lain pada jaringan. Model pengaturan jaringan berbeda dari model client-server di mana komunikasi biasanya ke dan dari server pusat. Sebuah contoh khas dari transfer file yang tidak menggunakan model P2P File Transfer Protocol (FTP) layanan di mana client dan program server berbeda: klien melakukan transfer, dan server memenuhi permintaan ini.
Jaringan overlay P2P terdiri dari semua rekan-rekan yang berpartisipasi sebagai node jaringan. Ada hubungan antara dua node yang mengenal satu sama lain: yaitu jika peer yang berpartisipasi mengetahui lokasi rekan lain di jaringan P2P, maka ada tepi diarahkan dari nodus mantan yang terakhir di jaringan overlay. Berdasarkan bagaimana node di jaringan overlay dihubungkan satu sama lain, kita dapat mengklasifikasikan jaringan P2P seperti tidak terstruktur atau terstruktur.
1.      System terstruktur.
Terstruktur jaringan P2P menggunakan sebuah protokol yang konsisten secara global untuk memastikan bahwa setiap node dapat efisien rute pencarian untuk beberapa rekan yang memiliki file yang diinginkan, bahkan jika file tersebut sangat langka. Seperti jaminan memerlukan pola yang lebih terstruktur link overlay. Sejauh ini jenis yang paling umum jaringan P2P terstruktur adalah tabel hash didistribusikan (DHT), di mana varian yang konsisten hashing digunakan untuk menetapkan kepemilikan dari setiap file ke rekan tertentu, dengan cara analog dengan tugas sebuah tabel hash tradisional dari setiap tombol untuk slot array tertentu.
a.       Distributed Hash Table.
tabel hash Terdistribusi (DHTs) adalah kelas dari sistem terdistribusi desentralisasi yang menyediakan layanan pencarian serupa dengan tabel hash: (kunci, value) pasangan disimpan dalam DHT, dan setiap node berpartisipasi secara efisien dapat mengambil nilai yang terkait dengan kunci yang diberikan . Tanggung jawab untuk menjaga pemetaan dari kunci untuk nilai didistribusikan antara node, sedemikian rupa sehingga perubahan dalam set peserta menyebabkan gangguan minimal. Hal ini memungkinkan DHTs untuk skala yang sangat besar jumlah node dan untuk menangani kedatangan node terus menerus, keberangkatan, dan kegagalan.
DHTs merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk membangun jaringan peer-to-peer. Terkemuka jaringan terdistribusi yang menggunakan pelacak BitTorrent DHTs termasuk yang didistribusikan, jaringan Bitcoin moneter, jaringan Kad, botnet Storm, YaCy, dan konten Karang Jaringan Distribusi.
Beberapa proyek penelitian yang menonjol termasuk proyek Chord, penyimpanan LALU utilitas, P-Grid, sebuah jaringan overlay diri terorganisir dan muncul dan konten CoopNet sistem distribusi (lihat di bawah untuk link eksternal yang berhubungan dengan proyek ini).
DHT berbasis jaringan telah banyak digunakan untuk mencapai penemuan sumber daya yang efisien untuk sistem komputasi grid, karena membantu dalam manajemen sumber daya dan penjadwalan aplikasi. kegiatan penemuan Resource melibatkan mencari jenis sumber daya yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi pengguna. kemajuan terbaru dalam domain penemuan sumber daya desentralisasi telah didasarkan pada perluasan DHTs yang ada dengan kemampuan organisasi data multi-dimensi dan routing query. Mayoritas dari upaya telah melihat indeks embedding data spasial seperti Mengisi Space Curves (SFCs) termasuk kurva Hilbert,-Z kurva, pohon kd, MX-CIF Quad pohon pohon dan R *- untuk mengelola, routing, dan pengindeksan Grid kompleks objek query sumber daya melalui jaringan DHT. indeks spasial cocok untuk menangani kompleksitas query sumber daya Grid. Meskipun beberapa indeks spasial dapat memiliki masalah sebagai salam untuk routing load-keseimbangan dalam kasus data miring ditetapkan, semua indeks spasial lebih terukur dari segi jumlah hop dilalui dan pesan yang dihasilkan ketika mencari dan routing query Grid sumber daya.

2.      Sisytem Unstructured.
Sebuah jaringan P2P terstruktur terbentuk ketika link overlay ditetapkan sewenang-wenang. jaringan tersebut dapat dengan mudah dibangun sebagai rekan baru yang ingin bergabung dengan jaringan dapat menyalin link yang ada node lain dan kemudian membentuk link sendiri dari waktu ke waktu. Dalam sebuah jaringan P2P tidak terstruktur, jika rekan ingin menemukan potongan yang diinginkan data dalam jaringan, query harus membanjiri melalui jaringan untuk menemukan rekan-rekan sebanyak mungkin yang berbagi data.
Kerugian utama dengan jaringan tersebut adalah bahwa permintaan tidak selalu dapat diselesaikan. konten populer mungkin akan tersedia di beberapa rekan dan setiap rekan mencari kemungkinan untuk menemukan hal yang sama. Tetapi jika peer adalah mencari data jarang dimiliki oleh hanya beberapa teman sebaya lainnya, maka sangat tidak mungkin bahwa pencarian akan berhasil. Karena tidak ada korelasi antara peer dan konten yang dikelola oleh itu, tidak ada jaminan bahwa banjir akan menemukan rekan yang memiliki data yang diinginkan. Banjir juga menyebabkan tingginya jumlah sinyal lalu lintas di jaringan sehingga jaringan tersebut biasanya memiliki efisiensi pencarian yang sangat miskin. Banyak dari jaringan P2P populer adalah tidak terstruktur.
D.    Klasifikasi Peer to Peer.
Berdasarkan tingkat/derajat sentralisasinya, jaringan P2P terbagi ke dalam 2 tipe, yakni:
1.      P2P Murni (Pure P2P), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
§  Masing-masing peer berstatus setara (egaliter), setiap peer berstatus sebagai client juga server.
§  Tidak ada server pusat yang mengatur jaringan.
§  Tidak ada router yang menjadi pusat jaringan.

2.      P2P Hybrid (Hybrid P2P), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·         Mempunyai server pusat yang memantau dan menjaga informasi yang berada di setiap peer sekaligus merespon peer ketika ada yang meminta informasi itu.
·         Setiap peer bertanggung jawab untuk menyediakan resource yang tersedia. Hal ini terjadi karena server pusat tentu diatur sedemikian rupa untuk tidak memilikinya. Selain itu, hal ini juga dilakukan agar server pusat tersebut dapat mengetahui resource apa saja yang akan didistribusikan di dalam jaringan.
·         Ada router yang menjadi pusat jaringan.
E.     Manfaat Peer to Peer.
Tujuan utama dari jaringan P2P adalah agar semua peer dapat menyediakan sekaligus memanfaatkan resource komputer, termasuk bandwith, media penyimpanan, dan kemampuan komputasi yang ada di dalam jaringan tersebut. Dengan demikian, ketika node-node (komputer-komputer) telah banyak terhubung dan terjadi banyak permintaan terhadap sistem, kapasitas total yang dimiliki oleh sistem juga akan meningkat. Hal ini merupakan kontraproduktif dengan apa yang terjadi pada sistem client-server. Dalam sistem client-server, bertambahnya client justru dapat menyebabkan melambatnya transfer data di dalam sistem.
Sifat terdistribusi yang dimiliki oleh jaringan P2P ini juga dapat meningkatkan kestabilan/kekokohan (robustness) sistem dari kemungkinan kegagalan (system failure). Kestabilan ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya replikasi/penggandaan data yang terjadi di antara para pengguna (peer). Kedua, dengan memanfaatkan resource komputer peer itu sendiri untuk mencari data yang ada di dalam jaringan tanpa mengandalkan satu resource komputer server saja.

F.     Topologi Jaringan Peer to Peer.
Shuman Ghosemajumder dalam makalahnya yang berjudul Advanced Peer-Based Technology Business Models yang diterbitkan pada tahun 2002 membagi topologi jaringan P2P ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut :
1.      Centralized Model
Model ini adalah model yang digunakan oleh Napster. Semua peer (pengguna) akan terhubung ke satu atau sekelompok (cluster) server. Server ini berfungsi untuk memfasilitasi (baca: sebagai mediator) hubungan antara peer dalam jaringan tersebut. Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran berikut ini :
a.       Discovery. Server yang memainkan peran ini akan meyimpan informasi tentang user yang sedang terhubung ke dalam sistem sekaligus memungkinkan semua user untuk mengetahui bagaimana cara menghubungi user tertentu yang sedang berada di dalam jaringan.
b.      Lookup. Server dengan peran lookup memiliki kemampuan server dengan peran discovery. Hanya saja, server ini juga akan menyediakan mekanisme pencarian yang tersentralisasi.
c.       Content Delivery. Dalam peran ini, peer akan meng-upload semua atau beberapa data (content) milik mereka ke server pusat. Dengan cara ini, proses transfer data menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan kedua model peran sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.

Model ini membutuhkan sebuah atau beberapa server yang digunakan untuk melakukan beberapa tugas atau fungsi tertentu

2.      Decentralized Model
Model ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur yang sama dalam sebuah jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client di dalamnya. Contoh aplikasinya adalah Freenet. Dalam model terdesentralisasi, seorang peer tidak akan dapat mengetahui jumlah peer lainnya yang sedang terhubung di dalam jaringan. Selain itu, seorang peer juga tidak akan dapat mengetahui alamat dari peer lain yang akan dihubunginya. Satu lagi kekurangan model ini adalah bahwa peer tidak dapat mengetahui isi (content) komputer milik peer lainnya yang sedang tersedia dalam jaringan.

Meskipun begitu, model desentralisasi juga memiliki kelebihan. Diantaranya berkaitan dengan masalah keamanan, baik itu dilihat dari segi teknologi maupun hukum hak cipta. Dari segi teknologi, model desentralisasi menguntungkan karena akan lepas dari kemungkinan satu serangan tunggal yang dapat mematikan jaringan. Sedangkan dari segi hukum hak cipta, meskipun masih menyisakan bias, model ini relatif lebih bebas dari jerat undang-undang hak cipta karena content yang tersebar dalam jaringan merupakan data yang hendak saling dipertukarkan. Bukan untuk dijual atau dibajak.



G.    Kelebihan dan Kekurangan Peer to Peer.
Jaringan peer to peer bila di tinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server di jaringan peer to peer di istilahkan non-dedicated server karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation.
Kelebihan Peer to Peer adalah sebagai berikut :
1.      Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang di     milikinya seperti hardisk, drive, modem dan printer.
2.      Biaya operasional relatif lebih murah di bandingkan dengan tipe jaringan clien-server. salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.
3.      Kelangsungan kerja tidak tergantung pada satu server. sehingga bila satu komputer mengalami gangguan atau rusak tidak akan mengganggu komputer lain.
Kelemahan Peer to Peer adalah sebagai berikut :
1.      Jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan peer to peer setiap komputer di mungkinkan akan terlibat dalam komunikasi yang ada.di jaringan clien-server komunikasi adalah antara server dan workstation.
2.      Sistem keamanan jaringan  di tentukan masing masing user dengan mengatur keamanan masing masing fasilitas yang di miliki.
3.      Karena data jaringan tersebar di masing masing komputer dalam jaringan. maka backup harus dilakukan masing masing komputer tersebut.
4.      Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client- server, karena setiap komputer/peer isamping harus mengelola emakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.

H.    Aplikasi.
Ada berbagai aplikasi jaringan peer-to-peer. Yang paling umum dikenal adalah untuk distribusi konten

a.       pengiriman Konten
§  Banyak jaringan berbagi file, seperti Gnutella, FastTrack dipopulerkan G2 dan teknologi peer-to-peer. Sejak tahun 2004, adalah penyumbang terbesar dari lalu lintas jaringan di Internet.
§  Peer-to-peer jaringan pengiriman konten (P2P-CDN) (Giraffic, Kontiki, Ignite, RedSwoosh).
§  Perangkat Lunak publikasi dan distribusi (Linux, beberapa permainan); melalui jaringan file sharing.
§  Streaming media. P2PTV dan PDTP. Aplikasi termasuk TVUPlayer, Joost, CoolStreaming, Cybersky-TV, PPLive, LiveStation
§  Spotify menggunakan jaringan peer-to-peer bersama dengan streaming server untuk streaming musik ke pemutar musik desktop.
§  Peercasting untuk multicasting sungai. Lihat PeerCast, IceShare, FreeCast, Rawflow.
§  Pennsylvania State University, MIT dan Simon Fraser University membawa pada sebuah proyek yang disebut LionShare dirancang untuk memudahkan file sharing antar lembaga pendidikan global.
§  Osiris (tanpa server Portal System) memungkinkan pengguna untuk membuat portal web anonim dan otonom didistribusikan melalui jaringan P2P.
b.      Jaringan
§  Domain Name System, untuk pengambilan informasi internet. d. Perbandingan DNS perangkat lunak server
§  Awan komputasi
§  Dalesa peer-to-peer web cache untuk LAN (berdasarkan IP multicasting).

c.       Sains
§  Dalam bioinformatika, obat identifikasi calon. Program tersebut pertama dimulai pada tahun 2001 Pusat Komputasi Penemuan Obat di Universitas Oxford bekerjasama dengan Yayasan Nasional untuk Penelitian Kanker. Ada beberapa program serupa beberapa saat berjalan di bawah Amerika Devices Cancer Research Project.
§  Mesin pencari P2P sciencenet.
§  BOINC

d.      Pencarian
§  YaCy, mesin pencari gratis didistribusikan, dibangun di atas prinsip-prinsip jaringan peer-to-peer.

e.       jaringan Komunikasi
§  Skype, salah satu aplikasi internet yang paling banyak digunakan telepon menggunakan teknologi P2P.
§  VoIP (protokol layer menggunakan aplikasi seperti SIP)
§  Instant messaging dan chat online
§  Lengkap desentralisasi jaringan peer: Usenet (1979) dan WWIVnet (1987).

f.       Umum
§  Penelitian seperti proyek Chord, penyimpanan LALU utilitas, P-Grid, dan isi CoopNet sistem distribusi.
§  JXTA, untuk aplikasi Peer. Lihat Collanos Tempat Kerja (Teamwork perangkat lunak), Sixearch

g.      Lain-lain
§  Departemen Pertahanan AS telah memulai riset tentang jaringan P2P sebagai bagian dari strategi perang modern jaringan. Pada bulan Mei, 2003 Dr Tether. Direktur Defense Advanced Research Project Agency bersaksi bahwa Militer AS menggunakan jaringan P2P.
§  Kato et al. 'S penelitian menunjukkan lebih dari 200 perusahaan dengan sekitar $ 400 juta USD berinvestasi di jaringan P2P. Selain File Sharing, perusahaan juga tertarik Mendistribusikan Computing, Distribusi Konten.
§  Wireless komunitas jaringan, Netsukuku
§  Sebuah generasi awal dari sistem peer-to-peer disebut "metacomputing" atau yang diklasifikasikan sebagai "middleware". Ini termasuk: Legion, Globus.


BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan.
Dari uraian di atas kita dapat mengambil beberapa poin sebagai kesimpulan. Berikut poin-poin tersebut:
1.      Teknologi P2P masih akan terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
2.      Semakin besar jumlah user yang menjadi peer dalam sebuah jaringan P2P maka akan semakin bagus pula jaringan tersebut. Baik jika dilihat dari sisi teknologi maupun sosial.
3.      Berdasarkan derajat sentralisasinya, P2P terbagi ke dalam dua bagian, yakni; P2P Mmurni dan P2P Hybrid.
4.      Masing-masing kategori P2P memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. User dapat memilih kategori mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.











DAFTAR PUSTAKA


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

1 komentar:

If you're attempting to lose kilograms then you have to start following this totally brand new tailor-made keto diet.

To create this keto diet, certified nutritionists, fitness couches, and top chefs have united to develop keto meal plans that are useful, convenient, cost-efficient, and delicious.

From their first launch in early 2019, 100's of people have already completely transformed their figure and health with the benefits a professional keto diet can provide.

Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-tested ones provided by the keto diet.

Posting Komentar